Bandung, Hortiindonesia.com
Pemanfaatan buah sukun akan semakin penting di masa depan, untuk mendukung program diversifikasi pangan dalam rangka menunjang program kedaulatan pangan nasional sekaligus sebagai antisipasi terjadinya krisis pangan. Ketergantungan yang berlebihan terhadap satu jenis komoditas beras tentu sangat rawan, yakni mengakibatkan penyempitan spektrum pilihan komoditas lain yang mestinya dapat dimanfaatkan sebagai pangan yang tidak kalah bergizi dibanding beras. Salah satu sumber karbohidrat yang potensial untuk dimanfaatkan adalah sukun.
Atas dasar alasan ini, Yayasan Sukun Nusantara Sejahtera (SNS) dan Bapak Rachmat Sasraatmadja seorang tokoh masyarakat bekerja sama membangun Perkebunan Sukun Organik Majalaya (SUKMA) yang dibuat khusus sebagai Taman Buah (Orchard) yang produktif dan bermanfaat sebagai sumber bahan pangan nabati yang bergizi.
Yayasan SNS mulai menanam perdana awal Pebruari lalu. Ketua Yaynasan SNS, Arie Malangjoedo, seusai melakukan penanaman perdana menyatakan yayasan fokus pada sukun. Bukan hanya karena kegunaannya, kandungan gizinya, bebas gluten, namun juga ketangguhannya dalam menjaga lingkungan serta ketahanan dalam menghadapi perubahan iklim.
“Perubahan iklim berpengaruh negatif terhadap produktivitas tanaman pangan, sementara laju pertumbuhan penduduk dunia tetap tinggi. Di sisi lain, lahan yang tersedia untuk pertanian secara absolut semakin berkurang,” kata Arie.
Pangan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi semua orang. Krisis pangan yang terjadi di bebagai belahan dunia saat ini perlu menjadi perhatian khusus bagi Indonesia. Krisis pangan adalah masalah serius yang memerlukan upaya konkrit, bukan saja oleh pemerintah,juga masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasinya.
“Sebagai salah satu negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar di dunia, penyediannya mengalami banyak masalah. Pengadaan stok beras oleh pemerintah sudah tentu ditujukan untuk stabilisasi harga,” katanya.
Pemanfaatan sukun akan semakin penting dimasa depan untuk mendukung program diversifikasi pangan dalam rangka menunjang program kedaulatan pangan nasional. Untuk mencapainya, perlu inovasi dan terobosan, salah satunya yang dilakukan Yayasan SNS dengan membangun kebun sukun organik di Majalaya.
“Yayasan berusaha meningkatkan produktivitas tanaman serta nilai tambah sukun secara bertahap, baik yang dihasilkan oleh petani pekebun maupun masyarakat perdesaan. Kebun sukun ini dibangun sebagai hasil kolaborasi Yayasan SNS dengan tokoh Masyarakat Majalaya Rahmat Sastraatmadja.
Perkebunan SUKMA diharapkan akan menjadi pemicu semakin berkembangnya budidaya SUKUN di Indonesia, sekaligus menjadi tempat pelatihan dan pengembangan bagi para peminat budidaya SUKUN baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan demikian, pembangunan perkebunan SUKMA tidak diartikan secara sempit sebagai pembangunan kawasan koloni Sukun tetapi diartikan dalam pengertian yang lebih luas. Menjadi sumber inspirasi dan keteladanan bagi semua pihak yang berkeinginan untuk ikut serta mengembangkan tanaman sukun di Indonesia sebagai tanaman yang paling memungkinkan untuk memerangi kemiskinan dan paling siap mendukung kedaulatan pangan di Indonesia.